Lama-kelamaan Sang Prabu menjadi iba dan memutuskan pergi ke Hutan untuk bertapa dan memohon doa pada Yang Maha Kuasa agar dikaruniai momongan. Dia sering duduk termenung sambil sesekali menitikkan air mata apabila istana sedang sepi. Tetapi Sang Prabu tidak menyetujuinya, "Buatku, anak kandung akan lebih baik daripada anak angkat."Īpabila Sang Prabu dapat menyembunyikan perasaannya karena harus menjadi seorang pemimpin yang baik di mata rakyat, tidak demikian halnya dengan Sang Permaisuri. Penasihat kerajaan pernah menyarankannya mengangkat anak agar kesedihannya sedikit terobati. Hal ini disebabkan karena telah sekian lama berumah tangga, tetapi belum juga dikaruniai momongan. Namun, dibalik kemakmuran dan kesejahteraan tersebut sebenarnya Sang Prabu sedang gundah gulana. Tak heran apabila negeri itu menjadi makmur, tenteram, dan sejahtera. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang prabu yang konon sangat arif dan bijaksana. Alkisah, pada zaman dahulu kala di sekitar daerah Pucak, Bogor, Jawa Barat, terdapat sebuah kerajaan.
0 Comments
Leave a Reply. |